Squalene merupakan zat organik berupa cairan encer berwarna
kuning muda/putih bening dan tidak bersifat minyak karena tidak mengandung asam
lemak (polysaturated hydrocarbon)
sehingga relative lebih stabil dan tidak mudah teroksidasi yang menimbulkan bau tengik. Secara invitro ,squalene tidak bisa dibuat dan
disintesis oleh tubuh. Guna mencegah kekurangan atau ketidakseimbangan oksigen
dalam tubuh,dapat dilakukan dengan memberi asupan suplemen dari luar tubuh.
Pada tahun 1906 DR.Mitsumaru Tsujimoto (penemu squalene) dan
DR.Kora (peraih nobel penemu struktur kimia squalene) menemukan sumber alternatif
penamah oksigen tubuh yaitu dengan ditemukannya zat squalene yang diperoleh
dari ekstrak hati ikan hiu Aizame yang hidup di perairan laut dalam (300-1000
meter). Senyawa ini akan bereaksi dengan cairan yang ada dalam tubuh dan menghasilkan
molekul- molekul oksigen yang dibutuhkan. Setelah zat squalene diperdalam lebih
lanjut oleh dr.Ryosuke Yokota akhirnya berkembanglah sebuah teori yakni “Oxygen Shortage to Cause All Diseases”
(Segala Macam Penyakit adalah Akibat Kelangkaan Oksigen).
Reaksi lain ketika zat squalene bertemu dengan airan dalam
tubuh adalah terbentuknya senyawa ozon (O3) yang akan cepat terurai menjadi
Oksigen dan Oksigen nasendi. Peranan oksigen nasendi setelah diteliti lebih
lanjut mempunyai efek sterilisator/antiseptik pembunuh kuman sehingga sangat
baik untuk mengatasi peradangan dalam tubuh (radang saluran cerna seperti
penyakit maag atau wasir).
Menurut
peneliti dr.Iwan T.Budiarso (2002 ) dikatakansqualene
berfungsi memperkuat dan memperbaiki kelenjar pankreas serta membantu meningkatkan
produksi insulin yang dibutuhkan tubuh. Squalene mengandung Alkoxygliserol yang
jumlahnya 1000 kali lebih banyak daripada ASI,yang dapat meningkatkan system imun
dan antibody tubuh dengan merangsang tulang,kelenjar limfa dan hati untuk
memproduksi sel limfosit T dan B serta makropag sehingga sangat baik digunakan
bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar